Welcome To My Blog

Jumat, 08 Juni 2012

PERSETAN DENGAN CINTA SEJATI

Judul tersebut sengaja saya pilih, saya tahu judul itu provokaif (sampai-sampai temenku yang aku kasih tau, bahwa aku mau buat artikel dengan judul itu ia bilang aku desperate) tidak saya tidak seperti itu, saya hanya ingin orang berminat membaca tulisan ini, itu saja.
Kalau anda pernah membaca novel “Ayat-Ayat Cinta” karya Habiburrahman Al Ziranzy ada ungkapan yang dipakai Fahri waktu ngasih advice Nurul melalui suratnya “Cinta sejati dua insan yang bebeda jenis adalah cinta yang terjalin setelah akad nikah, yaitu cinta kita pada pasangan kita yang sah. Cinta sebelum akad nikah adalah cinta semu yang tidak pernah disakralkan dan di agung-agungkan” yah seperti itulah inti dari tulisan ini.
Yah cinta sejati yang diagung-agungkan telah menjebak banyak orang jatuh ke jalan kesesatan. Beberapa banyak gadis yang kehilangan keperawanannya karena cinta sejati, beberapa bayak bayi lahir diluar nikah atau lahir “premature” (nikah baru lima bulan, eh … bayi dah nongol) beberapa banyak orang bunuh diri karena gabungan dua kata ini, yah cinta sejati (True Love).
Lalu apakah kita boleh memiliki cinta sejati tentu saja boleh dan harus tapi pada pasangan hidup kita yang sah.
So…… kalau kita pacaran jangan sekali-kali memberikan cinta sejati kita pada pacar kita, alasannya:
1.     Belum tentu pasangan kita memberikan cinta sejatinya pada kita, kalipun dia bilang bahwa kita adalah cinta sejatinya bisa jadi itu Cuma “lamis” (hanya dibibir saja) dan kalau itu terjadi dan dia meninggalkan kita, kita bisa patah hati.
2.    Belum tentu yang kita anggap dan rasakan sebagai cinta sejati, bisa kita pertahankan, bisa saja suatu ketika kita ketemu dengan orang baik, terus cinta kita berubah, kita kan nggak pernah tau kehendak Sang Muqolibal Qulub!
3.    Bahkan mungkin kalau kita jujur pada pasangan kita tentang prinsip bahwa cinta sejati kita hanya akan kita berikan pada pasangan hidup kita yang sah (suami atau istri kita) maka pacar kita akan penasaran seperti apa nikmatnya cinta sejati yang akan dia rasakan dari kita, karena penasaran itu aku yakin dia akan segera mengajak kita nikah, bisa jadi kan??
Dengan prinsip seperti itu memang saya sadari bahwa kita akan di cap sebagai orang yang tidak setia. Itu memang mungkin terjadi, tetapi ingat kita harus membedakan antara rasa cinta dengan komitmen atau janji, cinta mungkin memang terjadi bisa berubah tapi komitmen adalah hal yang tidak boleh kita ingkari.
Kesimpulannya adalah jangn buru-buru berjanji meskipun kita telah merasakan mencintai, jelajahi dulu, selami dulu sifat dan prilakunya sampai kita benar-benar yakin kita siap menjadikan pasangan hidup kita, baru setelah kita yakin barulah boleh berkomitmen, tapi menurut saya komitmen itu sendiri harus kita fikir masak-masak. Kita telah di ajari agama, disetiap berkomitmen harus di awali dengan kata “Insya' Allah” (jika tuhan mengijinkan) jadinya ada faktor diluar kita yang mempengaruhi kata janji kita, jadi jangan asal sudah dikasih janji terus main “Slonong Boy” aja “BAHAYA” tidak baik untuk kesehatan jantung “ hehheh


Tidak ada komentar:

Posting Komentar